Rakornas Widyaiswara, Menag: Desain Diklat Pegawai Harus Terus Dikembangkan

By Admin

nusakini.com--Kementerian Agama menggelar Rapat Koordinasi Nasional Widyaiswara di Surabaya. Rakornas yang diselenggarakan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat ini diikuti oleh 280 widyaiswara dari seluruh Indonesia. 

Membuka Rakornas, Menag Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki arti penting, selain ajang shilaturrahmi, juga media berbagi pengetahuan dan pengalaman. Widyaiswara menjadi bagian penting dalam upaya perbaikan sebuah institusi. Karenanya, lanjut Menag, desain pelatihan juga harus terus dikembangkan agar relevan dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalitas aparatur. 

"Seorang widyaiswara harus mampu menyusun dan mengembangkan desain pelatihan. Desain pelatihan tentu berbeda antara satu pelatihan dengan pelatihan lainnya sesuai dengan karaktersitik peserta diklat," jelas Menag di Surabaya, Kamis (15/06). 

Tampak hadir mendampingi Menag, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Mahsusi, Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, dan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. 

Menag mengatakan, setiap institusi, termasuk Kementerian Agama, layak disebut baik bila ditopang program-program yang baik. Program yang baik akan lahir bila ditopang oleh SDM yang baik. Sedangkan SDM yang baik tidak turun begitu saja dari langit, melainkan lahir dari proses diklat yang baik. "Dan diklat yang baik akan terwujud bila didukung oleh widyaiswara yang juga baik. Di sinilah posisi strategis widyaiswara," tegasnya. 

Melalui Rakornas ini, Menag berharap widyaiswara terus berupaya mengembangkan kapasitas dirinya melalui peningkatan kompetensi. Menag mengungkapkan, widyaiswara ibarat accu atau powerbank yang bisa memberikan strum pada pegawai lain. Namun strum yang dimilikinya akan habis bila tidak lekas diisi kembali.

Sebagai accu, ia tidak hanya mengeluarkan strum, tapi pada saat yang sama, juga memerlukan strum untuk pengisian daya baru. Bila tidak diisi, dapat dipastikan strum pada accu tersebut akan habis dan akhirnya tidak bisa dimanfaatkan. 

"Begitu pula widyaiswara, ia harus terus mengisi kapasitas dan kompetensi dirinya dengan belajar dan berlatih agar tidak kehabisan daya. Dalam konteks ini, harus berada 1, 2, 3, atau 4, level di atas peserta diklat," tuturnya. (p/ab)

Di era digital, Menag mengingatkan bahwa pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi harus dapat diadaptasi widyaiswara. Bila tidak memacu diri mengembangkan kapasitas, widyaiswara akan tertinggal oleh peserta diklat.

"Di era sekarang, peserta diklat bisa jadi lebih maju dari widyaiswara. Maka, tidak ada cara lain kecuali widyaiswara terus meningkatkan kompetensi," ucapnya.

Dalam laporannya, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Mahsusi menjelaskan bahwa Rakornas Widyaiswara akan dilaksanakan selama 3 hari, tanggal 15 sampai dengan 17 Juni 2017. Kegiatan ini bertujuan untuk: (1) merumuskan arah diklat ke depan, (2) mengembangkan kurikulum diklat, karier widyaiswara, profesionalitas, dan pemberdayaan widyaiswara. Bila tujuan ini dapat diperoleh, dapat dipastikan diklat akan ikut mendongkrak kinerja Kementerian Agama ke level yang lebih tinggi, ungkap Mahsusi.